"Ini sudah sore".


Wahai sore hari aku tersenyum ketika kamu kembali hadir menemaniku setelah seharian berjibaku dengan kerasnya Ibu Kota, tapi kenapa kamu tampak begitu diam? adakah yang mengganggu pikiranmu?.
Sesaat selepas hujan mulai membasahi tanah, sayapun kembali menatap tajam ke arah langit sambil berkata "Hey langit  haruskah setiap hari kamu menangis seperti ini? apa yang membuatmu terus menangis tanpa henti? katakanlah wahai langit".
Sambil menunggu langit terdiam aku pun terus menatap tajam tanpa henti ke arah langit, sambil berbisik dalam hati "Ah..mungkin saja langit dan sore sedang menemukan titik jenuhnya.

2 Jam berlalu..

Langit kembali memuntahkan segala amarahnya ke bumi, dan seketika itu pula aku melihat sekitarku sambil tertawa satir "Orang-orang mulai berlarian menghindari segala amarahmu langit..sudahlah, mau sampai kapan kamu terus seperti ini", tanpa memperdulikan langit aku pun memutuskan untuk berjalan tanpa henti, mencari sebuah tempat yang selalu kusebut dengan "Surga Kecilku" yaitu sebuah Coffee Shop di ujung jalan sana, karena rambutku sudah mulai basah akupun kembali berlari kecil sambil berharap Tuhan mendengar isi hatiku yang memohon agar langit bisa kembali bahagia.

Sesampainya di Coffee Shop aku tidak langsung mencari tempat untukku, dan setelah aku membersihkan diri dari cipratan-cipratan manja air hujan aku pun segera mencari sebuah tempat duduk yang berada disudut ruangan sambil membawa segelas kopi panas beserta kue kesukaanku, sambil menunggu langit berhenti marah-marah akupun menjelajahi ruangan dengan kedua mataku sambil berharap kecil.


1 Jam berlalu..

Aku mulai jenuh..aku melihat ke arah jam tangan sambil mengangkat satu alisku dan berkata lembut "Sudah sejam lamanya aku disini, tapi kamu tak juga datang", lalu dengan langkah sedikit gontai akupun meninggalkan coffee shop sambil bertanya dalam hati "Haruskah aku menunggumu selama ini tanpa sedikitpun kabar dilayar telfon genggamku? haruskah kamu membuatku bosan dengan kegiatan menunggu, apa yang sedang kamu lakukan disana?".

Ketika sebuah pertanyaan mengenai hati tak mampu menemukan sebuah jawaban yang mampu mewakili semua rasa, seketika itu pula semua kemunafikan kembali menghiasi langit tanpa celah.

Setibanya aku dirumah aku langsung memilih untuk duduk diatas kasur sambil menatap layar telfon genggamku, aku terus berdoa supaya kamu bisa memberikan kabar kepadaku.

3 Jam berlalu...

Kali ini rasa jenuhku sudah hampir membunuhku sayang.. entah kamu berada dimana, tapi aku berharap kamu baik-baik saja, lebih baik aku beristirahat sebelum emosiku sama seperti langit sore tadi. Dan sebelum aku benar-benar terpejam dan berlari-lari di alam bawah sadarku, aku menyempatkan diri mengirimkan sebuah pesan singkat untuknya yang ber isikan "Ini sudah larut malam, aku akan segera istirahat aku harap kamu baik-baik saja disana. AKU RINDU" sambil berharap dia akan membalas akupun secara perlahan mulai merelakan tubuh dan pikiranku dibawa pergi oleh alam mimpi.



(Sepenggal cerita mengenai arti sebuah "Penantian")


Next Story "Aku Baik-baik saja sayang" (COMING SOON) :)