Thursday, August 21, 2014



Finally I’m back and ready to wrote a lot of story about everything, included my personal life.
Seperti yang saya post beberapa waktu lalu, ketika saya sedang dalam proses mempersiapkan pernikahan dengan lelaki pilihan saya sendiri, dan setelah melewati serangkaian persiapan, syukur Alhamdulillah, akhirnya sekarang saya sudah tidak hidup sendiri dengan bayang-bayang pertanyaan kapan menikah.

Setelah melewati satu level kehidupan baru, lega rasanya sekarang satya sudah bisa menyebutkan dia sebagai suami saya, suami yang sah dimata agama dan juga di mata hukum. Mungkin rumah tangga kami baru berumur 2 bulan lebih, jadi kalau kata kebanyakan orang sih ini masih lucu-lucunya, belum merasakan hidup rumah tangga yang sebenarnya, but then I realize, I should prepare everything for the future.

I'm a happy wife, tapi sayang di sisi lain saya seringkali merasa sedih, bukan karena kehidupan rumah tangga  kami, tapi lebih kepada lingkungan kami. Pasti kalian pernah kan berada di posisi lelah menjawab pertanyaan kapan menikah?,, lalu setelah menikah mungkin anda akan menemui fase dimana pertanyaan kapan punya anak, akan lebih sering anda dengar dibandingkan dengan pertanyaan mengenai bagaimana kabar anda, bagaimana pernikahan kalian.

Sebenernya itu bukanlah permasalahan rumit buat saya, terhitung umur pernikahan kita masih terhitung bulan. But, for some reason, pertanyaan itu sangat terdengar sensitif buat saya, terutama karena saya anak pertama.

Setelah dua minggu menikah, saya sempat mengalami gejala-gejala seperti orang hamil, suami saya pun sudah sepenuhnya yakin dengan kondisi saya waktu itu, sayang waktu saya melakukan testpack hasilnya justru negatif, sahabat saya mencoba merujuk ke rumah sakit, dengan alasan untuk mengetahui kondisi kesehatan rahim saya. Setelah heboh mencari rumah sakit dengan dokter kandungan yang masih berjaga, akhirnya saya dapatlah di RS. Pondok Indah di Puri Indah, Alhamdulillah saya langsung di rujuk ke dokter kandungan yang memang masih ada di RS.

Setelah bercerita, akhirnya saya di USG 4D untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, hasilnya saya belum hamil, tapi Alhamdulillah rahim saya kuat dan bersih, dokter menyarankan saya untuk terus mengkonsumsi asam folat untuk mencegah bayinya mengalami kecacatan nanti. Setelah pulang kerumah, saya memberikan hasil pemeriksaan ke suami dengan berat hati, rasanya ini adalah berita terburuk yang saya terima setelah menikah, suami saya tentu merasa kecewa, tapi Alhamdulillah dia lah yang selalu menyemangati saya ketika sedang merasa sendiri dan bersedih.
Setiap saat saya terus berdoa, bahkan terkadang saya mengajak bicara sambil mengelus perut saya, seolah kaka sudah ada dirahim saya. Sedih, ya saya sedih, tapi saya mencoba untuk terus bersikap positif, sekali lagi pernikahan kami masih sangat baru, sehingga wajar rasanya jika hingga detik ini saya belum hamil.

Mungkin buat sebagian orang, ketika menanyakan tentang kehamilan kepada pasutri baru atau lama, memang menjadi sebuah tradisi biasa yang akan terus ada, tapi mungkin bagi sebagain perempuan hal tersebut justru membuat saya merasa sedih, yang lebih menyakitkan adalah ketika harus dibandingkan dengan pasangan lain yang juga baru menikah, tapi justru diberikan kepercayaan terlebih dulu. Satu lagi yang sedikit melukai perasaan saya, adalah ketika mendengar cerita orang lain yang dengan bangganya mengatakan bahwa “padahal belum mau hamil, eh udah dikasih aja”, how can? saya salah satu perempuan yang menantikan kehadiran buah hati kami. Tapi Allah belum memberikan kepercayaan tersebut, dan justru orang lain yang diberikan kepercayaan terkadang merasa ini adalah sebuah kesalahan.

Saya baru baca blog alodita, rasanya saya mengalami kesedihan yang hampir serupa (walaupun kasus kami berbeda) tapi rasanya sangat wajar jika kehadiran seorang anak di sebuah pernikahan menjadi sebuah pembahasan yang sangat sensitif.

FYI, bahkan saya sering sekali menulis, dan nantinya akan saya berikan ke anak kami, supaya kaka sadar bahwa ternyata kehadirannya sangat diharapkan oleh keluarga kami. Saya sengaja memanggilnya kaka, karena kami berencana memiliki lebih dari satu anak hehehe. 
Semoga banyak pasangan suami istri diluar sana yang mau bersabar menunggu buah hatinya, dan kalau memang ternyata kalian lebih dulu mendapatkannya, syukurilah apa yang sudah kalian dapatkan. Tidak semua orang bisa mendapatkan kepercayaan itu dengan mudah.

Be stong, happy and healthy mom :)

P.S : Doakan kami ya :*

Posted on 2:10 AM by Saya Sasha

No comments

Thursday, March 27, 2014

It's been a long long loonnnggg time ago I didn't write anything on my blog.

Baru hari ini bisa sedikit bernafas lega, dengan duduk dirumah seharian tanpa di ganggu oleh kerjaan dari kantor atau vendor-vendor yang mau ngajuin penawaran.

Ups...did I mention about vendor?

Oke then, nampaknya memang sudah waktunya gw sedikit bercerita, ada apa dengan gw selama tidak menulis di sini.
After my 7 years, ada sedikit cerita menarik yang mungkin bagi sebagian orang terdengar tidak masuk akal, tapi bagi gw yang mengalaminya, gw berani bilang kuasa Allah itu segalanya.
Percaya atau tidak, hampir 11 bulan yang lalu my 2nd Dad berkesempatan buat umroh bersama keluarganya, dan beliau cerita kalau selama disana engga sedikitpun dia berhenti berdoa demi masa depan gw, isi doanya adalah semoga gw Tahun ini bisa menemukan laki-laki yang bisa membawa gw ke jalan yang lebih baik, yang bisa membimbing gw untuk lebih berani lagi. Setelah cerita dengan semangatnya, gw baru tersadar bahwa ketika beliau berdoa disana di hari terakhir, ada laki-laki yang berusaha mendekati gw.

Awal ketemunya karena ada event kantor, dimana dia sebagai penyelenggara dan gw diberikan kesempatan untuk meliput acara itu, event yang running bulan Mei ini adalah event pertama dia dikantor, terhitung dia masih anak baru. Setelah event selesai dan kembali ke Jakarta, pak bos minta gw untuk menulis report tentang event itu untuk tayang di koran, then mau engga mau gw harus minta materi dari laki-laki ini. Berawal dari email materi terus berlanjut ke Line yang intensif, sampai telfon rutin yang engga pernah bisa sebentar, gw baru inget waktu gw lagi nunggu Galuh di Aston Ancol, hari itu gw dan Galuh berencana untuk nginep disana karena besoknya berencana buat nonton konser Super Show 5 di Meis. Berhubung rumah gw termasuk jauh, jadilah gw sandra Galuh untuk ikut nginep di Aston supaya memudahkan gw untuk pergi ke Meis, selama nunggu Galuh laki-laki yang bernama Nunu ini nemenin gw di telfon, dengan serentetan pembahasan absurd yang bikin mood gw stabil.

Engga butuh waktu lama untuk PDKT, hanya dalam waktu dua bulan akhirnya gw memutuskan untuk nerima dia jadi "pacar" dan setelah hampir 5 bulan pacaran, akhirnya dia beraniin diri untuk ngajak nikah. Walhasil disinilah gw berada sekarang, di bulan ke 3 gw masih mempersiapkan segalanya untuk menuju hari H nanti, prosesnya engga perlu ditanya, mengurus pernikahan sendiri jauh lebih berat dibanding pernikahan orang lain, berat karena semua mau yang terbaik, berat karena kebanyakan harus mengurus sendiri semuanya, padahal gw juga bekerja dengan ritme yang kurang jelas.

Proses sudah memasuki amgka 60%, terhitung 2 bulan lagi acara kami, tapi sayang masih banyak yang tertunda sampai detik ini, stres pastinya dan itulah alasan kenapa hari ini gw duduk manis di rumah dengan rentetan kerjaan yang dibawa pulang.

Selain stres persiapan menikah, adalagi beban yang masih gw tanggung sampai sekarang, gw sudah bekerja disini hampir 1 Tahun 2 Bulan, sayangnya gw masih bermasalah dengan kontrak gw. Awalnya gw memilih untuk tidak mau meneruskan, tapi setelah gw pikir-pikir ada baiknya gw bertahan sampai pernikahan gw berlangsung, mungkin satu atau dua bulan kemudian gw akan memutuskan untuk fokus dengan membuat bisnis rumahan yang bisa gw kelola dimanapun.

Huhh.... engga habis pikir ternyata hidup gw penuh dengan banyak dinamika pernuh dengan banyak warna yang berubah terus-terusan setiap detiknya, agak kaget ketika gw diminta untuk menjadi istri dari laki-laki yang baru gw kenal 8 bulan dan yang menjadikan luar biasa adalah, gw yang lebih dari 7 Tahun ini terus-terusan menutup diri dari laki-laki manapun, justru dengan cepat meng-iyakan mau menikah dengannya.Yakin engga yakin gw harus siap, siap engga siap gw harus yakin dengan pilihan gw hingga detik ini.

Sebagai penutupan, mohon doanya ya temans, semoga rencana gw dimudahkan kedepannya, engga ada hambatan apapun ya. Gw belum bisa menulis banyak kerena masih agak canggung untuk cerita banyak setelah bertahun-tahun tidak menulis di sini :)).


Ciao ~









Posted on 12:56 AM by Saya Sasha

No comments