Finally I’m back and ready to
wrote a lot of story about everything, included my personal life.
Seperti yang saya
post beberapa waktu lalu, ketika saya sedang dalam proses mempersiapkan
pernikahan dengan lelaki pilihan saya sendiri, dan setelah melewati serangkaian
persiapan, syukur Alhamdulillah, akhirnya sekarang saya sudah tidak hidup
sendiri dengan bayang-bayang pertanyaan kapan menikah.
Setelah melewati
satu level kehidupan baru, lega rasanya sekarang satya sudah bisa menyebutkan dia
sebagai suami saya, suami yang sah dimata agama dan juga di mata hukum. Mungkin
rumah tangga kami baru berumur 2 bulan lebih, jadi kalau kata kebanyakan orang
sih ini masih lucu-lucunya, belum merasakan hidup rumah tangga yang sebenarnya,
but then I realize, I should prepare everything for the future.
I'm a happy wife,
tapi sayang di sisi lain saya seringkali merasa sedih, bukan karena kehidupan
rumah tangga kami, tapi lebih kepada
lingkungan kami. Pasti kalian pernah kan berada di posisi lelah menjawab
pertanyaan kapan menikah?,, lalu setelah menikah mungkin anda akan menemui fase
dimana pertanyaan kapan punya anak, akan lebih sering anda dengar dibandingkan
dengan pertanyaan mengenai bagaimana kabar anda, bagaimana pernikahan kalian.
Sebenernya itu
bukanlah permasalahan rumit buat saya, terhitung umur pernikahan kita masih
terhitung bulan. But, for some reason, pertanyaan itu sangat terdengar sensitif
buat saya, terutama karena saya anak pertama.
Setelah dua
minggu menikah, saya sempat mengalami gejala-gejala seperti orang hamil, suami
saya pun sudah sepenuhnya yakin dengan kondisi saya waktu itu, sayang waktu
saya melakukan testpack hasilnya justru negatif, sahabat saya mencoba merujuk
ke rumah sakit, dengan alasan untuk mengetahui kondisi kesehatan rahim saya.
Setelah heboh mencari rumah sakit dengan dokter kandungan yang masih berjaga,
akhirnya saya dapatlah di RS. Pondok Indah di Puri Indah, Alhamdulillah saya
langsung di rujuk ke dokter kandungan yang memang masih ada di RS.
Setelah bercerita,
akhirnya saya di USG 4D untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, hasilnya
saya belum hamil, tapi Alhamdulillah rahim saya kuat dan bersih, dokter
menyarankan saya untuk terus mengkonsumsi asam folat untuk mencegah bayinya
mengalami kecacatan nanti. Setelah pulang kerumah, saya memberikan hasil
pemeriksaan ke suami dengan berat hati, rasanya ini adalah berita terburuk yang
saya terima setelah menikah, suami saya tentu merasa kecewa, tapi Alhamdulillah
dia lah yang selalu menyemangati saya ketika sedang merasa sendiri dan bersedih.
Setiap saat saya
terus berdoa, bahkan terkadang saya mengajak bicara sambil mengelus perut saya,
seolah kaka sudah ada dirahim saya. Sedih, ya saya sedih, tapi saya mencoba
untuk terus bersikap positif, sekali lagi pernikahan kami masih sangat baru,
sehingga wajar rasanya jika hingga detik ini saya belum hamil.
Mungkin buat
sebagian orang, ketika menanyakan tentang kehamilan kepada pasutri baru atau
lama, memang menjadi sebuah tradisi biasa yang akan terus ada, tapi mungkin
bagi sebagain perempuan hal tersebut justru membuat saya merasa sedih, yang
lebih menyakitkan adalah ketika harus dibandingkan dengan pasangan lain yang
juga baru menikah, tapi justru diberikan kepercayaan terlebih dulu. Satu lagi
yang sedikit melukai perasaan saya, adalah ketika mendengar cerita orang lain
yang dengan bangganya mengatakan bahwa “padahal belum mau hamil, eh udah
dikasih aja”, how can? saya salah satu perempuan yang menantikan kehadiran buah
hati kami. Tapi Allah belum memberikan kepercayaan tersebut, dan justru orang
lain yang diberikan kepercayaan terkadang merasa ini adalah sebuah kesalahan.
Saya baru baca
blog alodita, rasanya saya mengalami kesedihan yang hampir serupa (walaupun
kasus kami berbeda) tapi rasanya sangat wajar jika kehadiran seorang anak di
sebuah pernikahan menjadi sebuah pembahasan yang sangat sensitif.
FYI, bahkan saya
sering sekali menulis, dan nantinya akan saya berikan ke anak kami, supaya kaka
sadar bahwa ternyata kehadirannya sangat diharapkan oleh keluarga kami. Saya
sengaja memanggilnya kaka, karena kami berencana memiliki lebih dari satu anak
hehehe.
Semoga banyak
pasangan suami istri diluar sana yang mau bersabar menunggu buah hatinya, dan
kalau memang ternyata kalian lebih dulu mendapatkannya, syukurilah apa yang
sudah kalian dapatkan. Tidak semua orang bisa mendapatkan kepercayaan itu
dengan mudah.
Be stong, happy and healthy mom :)
P.S : Doakan kami ya :*